Yossa, waasuup da
people of ghost read---read---ahhhh
Tahukah kalian pada
umumnya orang yang suka mengomentari atau terlalu ikut campur dengan hidup
kalian adalah orang-orang yang sangat peduli dengan kalian. Tapi akan berbeda
jika mereka mengomentari hidup kalian, atau dengan sengaja melabeli diri kalian
dengan pemahaman tingkat hewan primitif.
( If you know what i mean )
Yop, jadi begini,
sejak dulu…ehm…maksud gua, sejak gua dari lahir, selalu ada aja orang yang
selalu menilai atau mengomentari diri gua secara negatif dengan pemahaman
tingkat udang. Tapi ngga jarang ada juga yang melakukan pemahaman setingkat
bintang laut, iya, bintang laut ! (sekedar informasi, otak udang lebih kecil
dari jantungnya, dan bintang laut ? mereka adalah biota laut yang tidak
memiliki otak, jadi bukan salah patrick temennya spongebob, jika tingkahnya
terlalu lawak)
Sejak gua lahir, entah
karena muka gua yang kaya peserta audisi atau emang gua enak buat dikomentarin. Selalu ada aja orang yang mengomentari gua. mending kalo
komentarnya itu membangun kaya misalkan “Jor, jangan sering-sering main tanah
nanti bisa cacingan”, kan gua jadi enak nerimanya. Tapi, kalo komentarnya “Si
Jordi inimah sombong, ngga terlalu mau bergaul”. Nah, kalo gitu kesannya kan
jadi sok tau. Ki joko bodo…….amat aja ngga segitunya.
Karena itulah kadang
gua suka pergi kedepan kaca dan bertanya pada diri gua “emang muka gua kaya peserta
audisi, jadinya enak buat dikomentarin ?”. Kemudian yang didepan kaca bilang
“don’t shy, don’t be cry, kamu cantik apa adanya” *kemudian ada musik
cherrybelle*
Gua kadang jadi
bingung…eh. Bukan kadang-kadang malah, jadi sering bingung. Apa motivasi orang
yang membuat dia lebih memperhatikan kehidupan orang lain, sementara dirinya
sendiri aja belum tentu sarapan pagi (?). Gua juga pernah dikomentarin gini
“Jor, kok lo cuek bener jadi orang ?”. Nah, kalo yang satu ini gua terima 50%,
karena bisa dibilang gua sedikit cuek tapi bukan berarti gua ngga terlalu
peduli sama hal-hal lain. Iya, gua ngga peduli tikus sarapan apaan, gua ngga
peduli berapa kali burung dara boker setiap hari, gua ngga peduli kucing buluk
tetangga gua apakah akan kawin atau berakhir dengan kondisi bujang lapuk.
Banyak hal yang
seolah-olah orang pikir secara skeptis itu benar adanya. Buat apa kalian
analisis gua, emangnya kalian ngga punya biaya buat melakukan penelitian lain
ke simpanse yang lebih cerdas ?. Iya, gua adalah simpanse, simpanse termanusia
sedunia. Cobalah lebih memahami arti kepedulian itu sendiri, dibandingkan
menilai orang lain. Apalah artinya peduli yang ditunjukan secara
terang-terangan tapi ngga sepenuh hati untuk mengasihi ?. #JordiTeguh
Seperti pada umumnya,
orang yang ngeliat gua akan berpendapat, gua jutek, gua sombong, gua
kalem-sombong, gua jutek-sombong, atau gua sombonglado… telur sombong lado.
Gimana kalian bisa mengetahui sifat gua sebelum kenal gua selama 1 tahun dan
berbicara sama gua lebih sering. Jangan-jangan karena liat rice cooker yang
ngga pernah ngomong atau nyapa, kalian bilang “dih, rice cooker ini sombong dan ngeselin banget, bisanya cuman diem dan manasin doang”, astaga, janganlah jadi orang yang skeptis.
Tapi, gua juga suka
ngomentarin orang kok. Tapi biasanya gua mengomentari hal yang ngga secara
menyeluruh. Kaya misalkan gua waktu pergi ke salah satu kantor cabang miliki salah satu bank nasional dan bertemu dengan seorang satpam. Pada awalnya ngga
ada yang salah dari perawakannya. Dia besar, tingginya kira-kira 178 sampai 180
milimeter..eh, centimeter.
Badannya tegap dan
berwibawa satpam, tapi itu semua berubah ketika gua meilhat bulu-bulu hidung
yang berjuntai keluar secara seronok.
Iya, bulu hidungnya offside dan setelah gua perhatikan secara teliti,
ada sekitar lima helai bulu hidung yang offside. Gua ngebayangin kalo bulu
hidungnya ini adalah tentakel alien yang bisa pak satpam gunain untuk mengambil
barang-barang tertentu. Bayangin aja, ini satpam kalo gunain bulu hidungnya
buat megang sikat gigi, dan nyikatin giginya menggunakan bulu hidung. Dia ! Aneh
bin ajaib !
***
Gua, sering benar
dapet komentar ngga sedap, dan gua jarang untuk menanggapinya. Kalian semua pasti
pernah merasakan atau mengerti maksut dari kenapa gua tulis ini, dan posting
ini. Bagi, gua ngga ada salah kita peduli dengan orang lain, tapi jangan peduli
dengan cara yang salah. Peduli yang lebih condong ke arah mengkritik secara
ngarang.
Gua juga sadar gua
sering ngomentarin orang, dan itu ngga baik. Gua juga jadi lebih belajar untuk
lebih peduli dan mau mengenal orang lain dahulu sebelum menilai mereka. Karena
peribahasa tak sendal maka tak sepatu itu benar. *krik *gress #jangkrikgaring
So, that’s all for now
my ghost reader !
Don’t forget to breath
and blink, just be cool and stay alive !
Kalo kalian setuju,
atau bermaksud menyindir atau menyadarkan seseorang. Share ketemen kalian boleh
banget. Mari lebih mengenal dibandingkan menilai….ciao ghost reader.