Saturday, 2 November 2019

Perdebatan Organ dan Kursi Hijau

Hasil gambar untuk jantung tiga dimensi 
Hello, sudah beberapa bulan ini aku tidak bisa menyentuh waktuku untuk kembali mengupload ke blog ku yang sudah lebih mirip dengan bioskop atoom, yang sudah tidak tersentuh sejak 90an dan baru diingat kembali setelah film horror Perempuan Tanah Jahanam melakukan bentuk promosinya.

Sebenernya sudah 2 bulan yang lalu artikel dari pemikiran ini dibuat, tapi baru kali ini kuingat untuk kubagikan dengan para pembaca Ghost reader ku yang tidak pernah setia, jadi apalagi yang ditunggu, silahkan menyerapnya dari panca indera kalian…

Hari ini hari sabtu. Masih baru saja berganti hari, baru lewat 17 menit. Bulan dan matahari belum berganti tugas, namun selalu saling menunggu dengan setia. Bagiku ini adalah suatu bentuk keromantisan semesta. Sudah ada sangat lama. Siapa itu Romeo dan Juliet ?! Bulan dan Matahari adalah kisah teromantis. Sepertinya dari sini Tuhan ingin menunjukan betapa romantis DiriNya. Ya Tuhan, Aku percaya !

Tengah malam ini, seperti biasa. Pria dengan segudang pemikirannya kembali termenung. Aku sudah mencoba tidur sejak pukul jamuan minum teh Britania, Jam 9 !. Bisa kau bayangkan sudah berapa kali aku memutar badan dan membetulkan bantal dan guling agar harmonis !?

Jika saja ada yang mengamatiku, dan menghitung gerak-gerik tak beraturan ku diatas kasur. Sudah pasti dia tidak mempunyai pekerjaan sama sekali. Maksutku, buat apa dia mengamati, dan menghitung gerak-gerik tak beraturan ku diatas kasur ? dia sudahlah pasti kayu mati !

Kegusaranku seperti membentuk rasi bintang yang menunjukan ke arah yang kusebut “bingung”. Setelah aku pun bersepakat untuk tidak memaksakan tidur, seakan mataku seperti setuju. Namun seperti biasanya, otak pun tidak setuju dengan mataku. Bukankan ini pertentangan persetujuan yang klimaks ? aku saja bingung siapa organ yang harus aku dukung.

Setelah perdebatan yang cukup organisme dalam tubuhku, akhirnya aku membawa tubuhku ke teras rumah, dan mencari kursi yang tepat untuk menjadi tempat ku bersandar sejenak di tengah malam itu. Kursi hijau, dengan single seat, itulah yang beruntung sekaligus sial untuk menambah tanggunganya. Ya, aku duduk dan berusaha mendamaikan kedua organ ini untuk kembali bekerja sama seperti sediakala. Aku pikir mereka sudah bersahabat sangat lama, 23 tahun. Sangat sayang sekali jika hanya karena perdebatan tidur dan tidak mereka jadi beda aliran. Aliran darah maksutku, tidak salah kan ?

Ya, aku coba ajak mereka berbicara dalam hati. Kursi hijau yang ku duduki seolah ingin ikut tau apa yang dibicarakan. Karena tampak luar, yang terlihat hanya seorang pria yang duduk terdiam, namun jika dirasakan ada perdebatan paripurna dahsyat didalamnya. Sesekali aku hanya menyeka keringat dikeningku, dan mengusap mata ku. Terima kasih, tangan ku adalah pendamai yang baik dan tidak berpihak. Walaupun terkadang tangan ini yang sangat sering jadi eksekutor dalam dosa. Tidak, tidak, aku tidak menyalahkan tangan ku. Cukuplah mata dan otak ini yang berjibaku, jangan ditambahkan !
Kursi hijau hanya berharap, dia akan mendapat kesimpulan dari perdebatan  internal antara organku ini. Karena dia juga ambil bagian dalam penyedia lahan. Aku tidak akan lupa dengan jasanya. Biarlah aku yang berterima kasih. Aku juga merasakan seperti ada titik temu antara mata dan otakku. Sang otak memutar memori kenangan yang mata telah lihat. Mereka kembali mengenang kedamaian itu, dan merindukannya.

Aku sudah mulai merasakan keningku berhenti berpeluh, dan mata berhenti menguap. Pikirku ini pertanda baik. Semuanya perlahan membaik dan  jadi lebih baik. Sang kursi hijau pun sepertinya puas, walaupun tidak mendengar pernyataan perdamaian, tapi ia bisa merasakannya. Jika saja ia punya wajah, pasti tersenyum lebar.

Setelah aku merasa semuanya baik seperti sedia kala, bahkan menjadi lebih baik. Aku pun berdiri  kembali masuk kedalam rumah, tak lupa aku menunduk pada kursi  hijau sebagai bentuk penghormatanku. Terima kasih sudah sudi menyediakan ku tempat untuk berdamai. Ya, akhirnya semua bahagia dan kembali damai. Aku hanya ingin kembali tidur dan beristirahat, agar kelak tenagaku pulih kembali.

Tertanda aku dengan pemikiran tiga bulan yang lalu. 
as usual, don't forget to breath and blink...
stay alive lads. :)