Saturday, 13 May 2023

Switching Career ke Digital Marketing? Begini caranya!

Good Day Ghost reader, wassup!


Jordi Andres Pernando
(Konsultasi Digital Marketer by JAPcrp)

Been a very long time no see. Kembali nulis lagi di Blog ini bener-bener kaya time traveler. Sudah sangat banyak terjadi dalam hidup gue. Lulus SMA-lulus kuliah-bingung cari kerja-kerja-nganggur-dan sekarang jadi Digital Marketer, and I found my new passion!

Yes, kalau kalian pernah baca postingan gue sebelumnya, gue mau jadi penulis. Mimpi ini sih masih ada, karena gue yakin gue bakal punya buku gue sendiri nantinya. Tapi, jadi digital marketer? gue baru ketemu passion ini di umur 24 tahun.

Gue adalah lulusan pertanian, tepatnya sarjana Agroekoteknologi. Banyak hal yang sudah gue lalui sampai akhirnya 2020 gue baca sebuah artikel tentang top 10 demands workers for next 10 years, dan gue liat digital marketing ada di top 5.

Sebelumnya kalian udah tau apa itu digital marketing?
Digital marketing itu simpelnya adalah semua aktivitas marketing atau pemasaran yang dilakukan secara digital. Apa saja afiliasinya? berikut, buat kampanye digital, iklan berbayar (Facebook-IG ads, Tiktok Ads, Google Ads, dan sejenisnya). Sebenarnya sih luas banget, tapi inilah blessing in disguise-nya. Karena berarti potensinya luas banget.

Ditambah lagi Crypto yang hype di 2019, dan pengenalan tentang web 3.0. Ini sih bener-bener kasih keuntungan banget. Padahal crypto itu 2008an dulu masih jadi bahasan anak warnet yang kaya gue ini, dan ngga nyangka ternyata itu coin bisa nguntungin banget.

Gue semakin nyelem di industri ini, dan gue semakin melihat potensi besar di dunia digital. Gue memulai karir gue dari MDP (Management Development Manager) di salah satu retail dari grup Djarum. Sampai akhirnya 2020 gue pun switching career jadi Digital Marketing.

Gue memulai belajar dari baca-baca artikel online, dan akhirnya cari tutorial di youtube. Banyak trial error yang gue lalui, bahkan sampai pernah buat salah yang banyak banget. Tapi, tanpa hal itu semua gue gabakal bisa kaya sekarang. Ya, gue memang masih jadi karyawan, tetapi jika gue lihat apa yang gue lalui, gue semakin berpikir memang cuman pikiran kita sendirilah yang bisa membatasi kita.

Kalau misal kamu cari cara switching career ke digital marketing? caranya: MAU BELAJAR, DAN GAGAL. Yes, itu harus dari diri sendiri dulu, jangan sampai kalian switcing karena emang lagi hype aja, tapi juga memang dari kemauan diri sendiri. Sisanya kemauan kalian itu akan bimbing kalian kemana harus belajarnya.

Tenang, kalau dulu gue bingung kemana gue harus bertanya kalau belajar digital marketing. Gue disini mau bantu kalian semua, karena gue udah jadi bukti nyata. Dari Petani berdasi jadi Digital Marketer!

Buat kalian yang mau tanya-tanya bisa langsung kontak gue via Linked In disini
atau kalian yang butuh jasa digital marketing dan mau mulai project digital boleh lihat jasa yang gue tawarkan via fiverr disini

So, buat kalian yang ganti karir ke digital marketing masih ada waktu. 

That's all for now
Don't forget to breath and blink.
See you again fellas!






Tuesday, 28 September 2021

Kesempatan Belajar sebagai Digital Marketing

Sup my Ghost Reader !
wow, ini benar-benar jadi rekor baru lagi gue untuk ga kembali menulis postingan di blog ter-ghostie seantero kabel fiber optik di dunia !



Terakhir gue posting masih dalam proses pencarian kerja, sekarang gue udah kemana-mana dan akhirnya balik lagi ke habitat. Nulis postingan suka - suka. Gue gapernah sangka kecintaan gue terhadap tulisan membuat gue berlabuh di pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan erat sama tulisan itu sendiri. Setidaknya itu masih puya relevansi kenapa gue buat blog ini 11 tahun yang lalu dengan nama teloorayam.blogspot.com.

Berikut adalah salah satu pekerjaan gue yang jadi titik balik karir gue yang pernah gue kerjain. Ada yang tau dengan 2 layar ini gue kerjain apa ? 

( Difoto di saat malam lembur yang melelahkan )

Yap, salah, kalian salah, semua salah, salah Pak Jok...nevermind
Kerjaan gue adalah jasa petik pohon kelapa !?
Bukan, gue kerja di salah satu Agency periklanan yang cukup besar dan sudah bersertifikat Facebook partner dan Google Partner. Gue ingat betul setiap prosesnya gue bisa masuk ke Agency ini. Dari mulai interview, tes, sampai nyasar ke pabrik kapas saat pulang dari interviewnya !

Emang hidup itu kadang lucu dan ngga ketebak. Tapi, paling sering ketabok sama hidup. Gue yang lulusan pertanian tepatnya Agroekoteknologi dengan konsentrasi Budidaya tanaman ini malah masuk ke ranah penanaman lain. Penanaman iklan !

But, I feel so grade, I mean great !
Justru di balik kisah gue bisa masuk ke Agency ini membuat arti baru dalam hidup gue untuk kembali mencintai pekerjaan gue ini. Gue mau bilang terima kasih untuk Pak Rangga dan Bu Indri yang mau kasih gue kepercayaan untuk masuk agency ini dengan latar gue yang pertanian. Gue start dari Sales Consultative, ke Customer Service terus ke Optimizer dan akhirnya ke Consultant Digital Marketing. Gue cinta pekerjaan gue, walaupun semuanya ngga berjalan mulus, tapi dari jalan yang kasar itulah membentuk gue yang kaya sekarang. Appetizer !

Sekarang gue akhir bekerja di salah satu tempat yang sangat membudidayakan nongkrong dan cukup cozy di daerah Jakarta Selatan. Gue ngga tau karir gue ini akan membawa gue kemana lagi, tapi apapun hal sulit yang gue alami dalam pekerjaan gue sebagai Digital Marketer ini, I DO LOVE MY JOB.

Gue yang dulu pernah jadi Learning and Development Specialist juga bisa pakai ilmu gue di bidang kerjaan ini. Gue akhirnya bisa jadi Facilitator training, business consultant, dan Digital Marketing Strategy juga. Oh ya, karena gue ngga jadi satu - satunya mencintai pekerjaan ini gue juga mau untuk kalian yang punya minat di Digital Marketer bisa rasain apa yang gue rasain. Kalau kalian mau belajar jadi Digital Marketing from basic kalian bisa reach gue di Twitter : @OmelettePro atau untuk Project atau keperluan bisnis bisa melalui joadvert24@gmail.com atau klik Disini


Gue harap, kalian yang masih dalam pencarian pekerjaan bisa menemukan tujuan kalian. Kalau lagi nganggur, jangan pernah berhenti untuk naikin value karena waktu ngga akan nunggu kalian.

so that's all for now
Don't forget to breath and blink !
Cheers !

Wednesday, 1 July 2020

BELAJAR DARI PHK COVID-19 ( BABAK BARU BLOG ! )

Sup ghostie reader !
Gue sampe lupa kalo gue punya blog. Udah lama banget, ini paling lama setelah tidak pernah post 6 bulan.Hampir satu tahun gue ga post.

Gue pun udah membaca postingan gue sebelumnya dari 7 tahun lalu, dan sepertinya gue akan merubah beberapa gaya penulisan gue. Kalau sebelumnya masih dengan keresahan remaja, sekarang bakal mencakup lebih dewasa. Tapi bukan berarti membosankan karena isinya motivasi - motivasi semu yang sebenarnya otak kita tau, tapi ngga mampu buat lakuinnya,

Oke,
kali ini gue mau membahas tentang pandemi yang lagi "dinikmati" oleh hampir semua penjuru dunia. Kenapa gue bilang hampir, karena sejauh ini gue belum ketemu berita tentang korban coronavirus ( Covid 19 ) yang menyerang bagian antartika (Kutub Utara dan Kutub Selatan). Tapi, apa emang ada ? mungkin ghostie yang lebih tau.


Jujur, gue mau senang atau sedih itu bisa jadi dua sisi. Ya, gue sedih karena covid 19 ini buat repot para pekerja medis dan pihak-pihak yang relevan dengan kesehatan dan juga semua pekerja yang khususnya harus membutuhkan tatap muka. Ngga jarang gue dan juga mungkin ghostie membaca berita atau tau info tentang banyaknya karyawan yang di PHK ataupun dirumahkan tanpa kompensasi. Ngeri sih kalau dibaca. Ya, kengerian ini akan lebih terasa jika kalian sudah masuk dunia kerja, atau bahkan yang sudah menikah. 

Setiap hari, selalu ada yang bercerita tentang bagaimana Covid-19 merubah keseharian mereka. Salah satunya adalah pekerja tranportasi online yang khususnya berbasis ojek. Banyak dari mereka yang merubah haluan jadi berdagang namun tetap dengan identitas "jaket" untuk sekedar menunjukan mereka masih siap mengantarkan jika ada pelanggan yang meminta. Untuk setiap pekerja yang terdampak dan tetap berusaha, gue yakin Covid-19 ini membuat diri kalian upgrade ke level selanjutnya dalam hidup.

Bukan cuma pekerjaan yang bersifat staff, beberapa manager yang gue baca ceritanya di LinkedIn pun banyak yang kehilangan pekerjaan dengan alih-alih efisiensi perusahaan. Ya, kalau bisa dibaca sebenernya pasti karena gaji para manager yang tinggi namun tidak sesuai dengan pendapatan perusahaan dikala pandemi. Bahkan salah satunya ada yang telah menjadi Manager selama 7 tahun di perusahaan perkakas retail ternama yang juga kena imbasnya. Wow, ini membuka mata gue ternyata posisi tidak selamanya menentukan keamanan.
Persaingan lapangan pekerjaan pun makin menggila, banyak yang sudah top level rela mengambil pekerjaan dari bawah, karena kebutuhan. Bener-bener plus-minus semuanya. Ngurangin nominal gaji dan gengsi, yang jelas butuh keberanian tinggi. Semua hanya untuk dua kata "Bertahan Hidup".

***

Dari hal ini gue belajar tentang nilai hidup lagi, bahwa hal tertinggi yang lu orang butuhin untuk bertahan adalah kegigihan, karena kemampuan bisa diasah dan kapanpun bisa digantikan oleh orang lain. Tapi kegigihan hanya bisa dibentuk setelah melewati proses kehidupan.

Untuk kalian yang sedang berjerih lelah dalam peraguanmu, tetaplah gigih terhadap tujuan hidupmu. Berjuang bersama tidak harus berperang, bisa jadi dalam bentuk saling bergotong - royong. Selamat belajar dari PHK COVID-19.

Thank you untuk tetap ada sampai hari ini.
That's all for now my ghost readers,

Don't forget to breath and blink, STAY PERSISTENT !

Saturday, 2 November 2019

Perdebatan Organ dan Kursi Hijau

Hasil gambar untuk jantung tiga dimensi 
Hello, sudah beberapa bulan ini aku tidak bisa menyentuh waktuku untuk kembali mengupload ke blog ku yang sudah lebih mirip dengan bioskop atoom, yang sudah tidak tersentuh sejak 90an dan baru diingat kembali setelah film horror Perempuan Tanah Jahanam melakukan bentuk promosinya.

Sebenernya sudah 2 bulan yang lalu artikel dari pemikiran ini dibuat, tapi baru kali ini kuingat untuk kubagikan dengan para pembaca Ghost reader ku yang tidak pernah setia, jadi apalagi yang ditunggu, silahkan menyerapnya dari panca indera kalian…

Hari ini hari sabtu. Masih baru saja berganti hari, baru lewat 17 menit. Bulan dan matahari belum berganti tugas, namun selalu saling menunggu dengan setia. Bagiku ini adalah suatu bentuk keromantisan semesta. Sudah ada sangat lama. Siapa itu Romeo dan Juliet ?! Bulan dan Matahari adalah kisah teromantis. Sepertinya dari sini Tuhan ingin menunjukan betapa romantis DiriNya. Ya Tuhan, Aku percaya !

Tengah malam ini, seperti biasa. Pria dengan segudang pemikirannya kembali termenung. Aku sudah mencoba tidur sejak pukul jamuan minum teh Britania, Jam 9 !. Bisa kau bayangkan sudah berapa kali aku memutar badan dan membetulkan bantal dan guling agar harmonis !?

Jika saja ada yang mengamatiku, dan menghitung gerak-gerik tak beraturan ku diatas kasur. Sudah pasti dia tidak mempunyai pekerjaan sama sekali. Maksutku, buat apa dia mengamati, dan menghitung gerak-gerik tak beraturan ku diatas kasur ? dia sudahlah pasti kayu mati !

Kegusaranku seperti membentuk rasi bintang yang menunjukan ke arah yang kusebut “bingung”. Setelah aku pun bersepakat untuk tidak memaksakan tidur, seakan mataku seperti setuju. Namun seperti biasanya, otak pun tidak setuju dengan mataku. Bukankan ini pertentangan persetujuan yang klimaks ? aku saja bingung siapa organ yang harus aku dukung.

Setelah perdebatan yang cukup organisme dalam tubuhku, akhirnya aku membawa tubuhku ke teras rumah, dan mencari kursi yang tepat untuk menjadi tempat ku bersandar sejenak di tengah malam itu. Kursi hijau, dengan single seat, itulah yang beruntung sekaligus sial untuk menambah tanggunganya. Ya, aku duduk dan berusaha mendamaikan kedua organ ini untuk kembali bekerja sama seperti sediakala. Aku pikir mereka sudah bersahabat sangat lama, 23 tahun. Sangat sayang sekali jika hanya karena perdebatan tidur dan tidak mereka jadi beda aliran. Aliran darah maksutku, tidak salah kan ?

Ya, aku coba ajak mereka berbicara dalam hati. Kursi hijau yang ku duduki seolah ingin ikut tau apa yang dibicarakan. Karena tampak luar, yang terlihat hanya seorang pria yang duduk terdiam, namun jika dirasakan ada perdebatan paripurna dahsyat didalamnya. Sesekali aku hanya menyeka keringat dikeningku, dan mengusap mata ku. Terima kasih, tangan ku adalah pendamai yang baik dan tidak berpihak. Walaupun terkadang tangan ini yang sangat sering jadi eksekutor dalam dosa. Tidak, tidak, aku tidak menyalahkan tangan ku. Cukuplah mata dan otak ini yang berjibaku, jangan ditambahkan !
Kursi hijau hanya berharap, dia akan mendapat kesimpulan dari perdebatan  internal antara organku ini. Karena dia juga ambil bagian dalam penyedia lahan. Aku tidak akan lupa dengan jasanya. Biarlah aku yang berterima kasih. Aku juga merasakan seperti ada titik temu antara mata dan otakku. Sang otak memutar memori kenangan yang mata telah lihat. Mereka kembali mengenang kedamaian itu, dan merindukannya.

Aku sudah mulai merasakan keningku berhenti berpeluh, dan mata berhenti menguap. Pikirku ini pertanda baik. Semuanya perlahan membaik dan  jadi lebih baik. Sang kursi hijau pun sepertinya puas, walaupun tidak mendengar pernyataan perdamaian, tapi ia bisa merasakannya. Jika saja ia punya wajah, pasti tersenyum lebar.

Setelah aku merasa semuanya baik seperti sedia kala, bahkan menjadi lebih baik. Aku pun berdiri  kembali masuk kedalam rumah, tak lupa aku menunduk pada kursi  hijau sebagai bentuk penghormatanku. Terima kasih sudah sudi menyediakan ku tempat untuk berdamai. Ya, akhirnya semua bahagia dan kembali damai. Aku hanya ingin kembali tidur dan beristirahat, agar kelak tenagaku pulih kembali.

Tertanda aku dengan pemikiran tiga bulan yang lalu. 
as usual, don't forget to breath and blink...
stay alive lads. :)
 

Saturday, 9 February 2019

MILENIAL RESAH

Selamat menghitung hari wahai para pembaca tidak setia yang gue berikan predikat sebagai Ghost reader. Gue adalah seorang laki-laki berumur 22 tahun yang memiliki banyak keresahan. Beberapa orang bilang gue terlalu pemikir, beberapa lagi bilang gue orangnya suka ambil pusing banyak hal, dan beberapa lainnnya bilang kalo gue terlalu pemikir sampe pusing. Ya, gue tidak menyalahkan apa yang mereka bilang, dan gue selalu terima apapun pendapat orang, walaupun lebih menyenangkan kalau memiliki perasaan yang diterima oleh orang yang kita sayang.
 
  
Iya, gue adalah orang yang suka sekali resah dan banyak hal yang membuat gue tidak nyaman. Salah satu yang membuat gue resah adalah orang-orang dalam generasi gue, generasi milenial. Gue tau, gue hidup dalam generasi milenial, orang bilang generasi milenial adalah generasi yang mau praktis dan tidak suka ambil pusing, dan gue setuju atas hal itu karena benar, tapi tidak sepenuhnya tepat. Karena, kami generasi milenial bukan hanya mau praktis dan tidak ambil pusing, tapi kita juga narsistik dan butuh pengakuan.

Kenapa gue bisa bilang begitu ? karena gue melihat bagaimana keadaan dan situasi yang biasa dilihat dari sosial media dan lingkungan pergaulan gue. Gue bukanlah anak muda idealis tinggi yang suka pake kaos-kaos artistic gombrang yang selalu menggunakan ornamen magis alam dengan simbol tali-tali sebagai hiasan di tas sembari menyuarakan cintailah alam, berdamailah dengan masalah, tapi masih bikin masalah dengan tidak mencintai alam, karena masih membuang sampah sembarangan. Maaf, bagi gue idealis itu bukan identitas gaya, tapi pola pikir dan karakter.

Beberapa lainnya ada pula milenial yang mengaku penggiat politik, bilang harus menjunjung tinggi keadilan dan musyawarah sambil berteriak-teriak di kampus kecintaannya dengan megaphone, sembari tidak lupa mengepalkan tangan kiri keatas seolah aspirasinya sudah menggenggam semua perwakilan suara dari orang-orang sekitarnya. Namun, ketika dia sudah mendapatkan posisi yang dia inginkan tangannya sudah tidak mengepalkan keatas, tapi sibuk merogoh kebawah mencari uang dan kekuasaan yang bisa dia kepal kuat. Dimana teriakan keadilan yang sebelumnya disuarakan sampai ingin mengalahkan sengatan panas matahari ? apa sudah mati ?

Sibuk untuk berlomba menunjukan eksklusifitas taraf hidupnya. Membuat golongan sendiri seolah mencari dan ingin berkumpul dengan yang sejalan maunya dia. Namun bukan pemikiran yang dicari, tapi hanya keinginan dari seorang yang menjunjung tinggi ke-akuan. Menetapkan standarnya sendiri untuk menjadi syarat masuk dalam lingkungannya. Berlomba-lomba jadi pionir tentang golongan yang paling beda, golongan paling pintar, tapi nyatanya hanya bersembunyi dalam kelompok karena takut untuk menjadi yang paling beda. Jadi, siapa yang lemah ?

Punya sosial media, sebagai alat untuk menunjukan eksistensi dan mencari pengakuan dari banyak orang, hanya karena tidak percaya diri atas kemauan dan tujuan yang ingin didapatkan dan dicapai. Kenapa harus membandingkan feed lu, dengan teman lu yang lu anggap lebih keren dan hebat. Resah ketika likes di instagram tidak mencapai target minimal. Terperangkan hidup dalam menipu diri sendiri dan menghakimi diri sendiri. Apakah tidak lelah ?

Mencoba jadi yang mengikuti arus, tanpa sadar ternyata keinginan sebenarnya terus menerus digerus. Sampai, pada titik bingung, hampa, dan mencari hal instan untuk sekedar mengobati hal-hal rawan dalam kehidupan yang memiliki potensi luka kembali, dan malah menjadi semakin rentan.

Apa yang salah ? apa selalu ingin hidup dalam mimpi-mimpi semu ? berusaha selalu menipu diri lu, kalau lu adalah bagian dari kehidupan palsu yang menciptakan kebohongan yang candu ?
Gue bener-bener resah. Kenapa harus selalu merasa jadi yang paling depan, kalau memang masih terbelakang ?

Mulailah dengan mengisi intuisi, perkuat visi, ciptakan misi yang bukan hanya lewat kisi-kisi, tapi terus ciptakan inovasi. Bukan untuk menghakimi, tapi hanya ingin berbagi kalau lu memang resah, lu tidak sendiri.