Tik…tik…tik
Musim hujan diatas
genting…airnya turun…tidak terhingga, cobalah tengok jemuran saya, baju celana,
basah semua.
Begitulah, suasana
yang menggambarkan keadaan anak kosan seperti gua di musim hujan. Ketika
buru-buru pergi ke kampus tapi lupa ngangkatin jemuran…alhasil pas balik
bajunya keujanan semua, ah..This the Life.
Oke, ngomong-ngomong
soal jemuran basah, itu mengingatkan gua tentang kenangan gua sama sesorang.
Waktu dimana ada dua orang yang benar-benar dekat bak tukang sales panci dan ibu-ibu
komplek. Tapi, sekarang sekedar untuk menyapa dan kontak matapun kayak canggung
banget. Ngga tau mau mulai percakapan darimana, dan enggan untuk sekedar saling
melempar senyuman.
Ya, mungkin kalian
semua pernah ngalamin kejadian ini. Atau mungkin beberapa dari kalian ada yang
masih menyimpan riwayat chat untuk sekedar membaca dan tersungging senyuman di
wajah. Gua adalah salah satu orangnya. Bahkan terkadang gua inget beberapa
tingkah kikuknya dan kebodohannya, dan gua kaya ngerasa adegan flashback hitam
putih mirip di film-film sinetron tak berujung.
Tapi, sebagai pria
yang sudah berjenggot, berkumis, dan berbulu lainnya gua ngga boleh terlarut
terlalu lama. Gua harus mulai menghapus beberapa hal yang udah ngga penting,
baik itu di HP atau dimanapun. Tapi, emang dasarnya kenangan bahagia ngga akan
pernah hilang, kecuali organisme itu berhenti beroperasi. Berkali-kali ada
orang-orang yang masuk ke mimpi gua, entah ini kebetulan atau cuman bagian dari
keinginan gua yang belom tercapai.
Gua terbiasa untuk
menjadi pribadi yang cuek, tapi untuk beberapa hal gua bisa juga jadi terlalu
peduli. Salah satu persebrangan yang cuman dimengerti sama orang yang suka
makan martabak ngga pake garpu. Martabak…makanan ini juga mengingatkan gua sama
orang yang sempet muncul beberapa kali di mimpi gua. Untuk beberapa alasan gua
sempet nolak ketemu dia, dan martabak ini adalah salah satu janji yang jadi
penolakan gua. Rasanya itu kaya lo mesen martabak rasa coklat keju pisang tapi
pas udah jadi kejunya lupa dibikin abangnya, janggal.
Janji yang gagal itu
sekarang seolah terus menagih disetiap gua beli martabak. Menyebalkan emang
untuk ada di situasi aneh gini, situasi dimana lo pengen berhenti dari dunia
yang pernah lo alamin bareng orang lain. Situasi dimana lo mencoba untuk
melangkah jauh, tapi ikatan yang terasa malah semakin kuat untuk menarik
kembali. Kadang ada sedikit penyesalan kenapa gua membuat janji itu gagal
gara-gara alasan lain yang jadi penguat gua untuk berhenti.
Mungkin pilihan ini
adalah salah satu cara gua untuk semakin berani keluar dari dunia itu…Entah,
bahasa gua dipostingan kali ini agak berat, tapi beginilah labirin yang lagi
gua hadapin dipikiran gua. Sekarang yang harus gua lakuin teteo berjalan untuk
keluar dari labirin itu.
Untuk orang yang janjinya
tergagalkan. Untuk orang yang sampai saat ini tidak tahu apa yang terpikirkan.
Jika saja jurang yang dalam itu tidak ada, mungkin janji itu tidak akan
tergagalkan. Mungkin
Yap..that’s all. If
only you read this, I hope you know and understand. We are different, you have
stand in your way and I can’t lift you, I can’t lift the person who stand
goodly.
18:18 . J
No comments:
Post a Comment
Komentarlah sewajarnya, sebelum komentar itu dilarang.