Gua bingung kenapa semenjak gua lulus SMA gua jadi sering ngobrol sama orang asing. Kaya misalkan waktu itu gua mau mau ngambil hasil tes di salah satu Universitas swasta yang berpusat di Depok. Padahal kalo orang liat tampang lesu gua harusnya gua di jauhin sama orang-orang karena dikira gua udah digigit nyamuk Trypanasoma gambianse (nyamuk afrika yang biasa menggigit hewan ternak dan ngebuat jadi males gerak).
Dengan tampang lesu gua nyari tempat duduk di hall room Universitas ini, sambil benerin kemeja coklat bergaris putih gua. Gua terlalu semangat datengnya yang harusnya dijadwal datang jam 8, gua jam 7 udah sampai disana. Gedungnya pun baru di pel sama office boy disana.
Karena gua pengen keliatan sibuk, gua pergi ke toilet yang letaknya ngga jauh dari tempat duduk gua, sebelum masuk gua udah memastikan kalau ini toilet pria. Gua mengulur waktu di kamar mandi, sambil liat-liat coretan yang ada di dinding toilet. Di dinding bercat putih ini ada beberapa coretan mahasiswa yang sebagian besar isinya tentang curhatan deadline skripsi, gua cek lambang pria di pintu untuk memastikan lagi apa ini toilet pria. Gua bingung aja, ternyata dibalik tampang mahasiswa yang rata-rata tampangnya kriminal suka curhat di toilet. Gua ngebayangin, kalau ada mahasiswa berjenggot lebat dan berkumis tebal sambil poop dia curhat di dinding dengan spidol dan tiba-tiba, plung. . . pulpennya jatuh ke lobang tempat dia membuang “perjuangannya” dan bersatu padu bersama “perjuangannya” itu.
Toilet ini telah menjadi saksi bisu mahasiswa ….
Setelah sekitar 7 menit gua jadi pengamat toilet, akhirnya gua keluar dari toilet itu dan ternyata di hall room kampus udah lumayan rame. Gua kembali duduk lagi ditempat tadi. Di sebelah gua ada segerombolan ibu-ibu yang lagi curhat tentang tentang uang kuliah mahal, karena gua takut ngga tahan ikut curhat, gua pindah tempat duduk.
Gua masih nunggu di depan ruangan pengumuman yang kira-kira jaraknya 7 meter dari tempat duduk gua. Disana gua liat ada segerombolan cowo dan 1 cewe. Karena gua butuh informasi untuk mastiin jadwal pengumuman, gua nyamperin cewe itu. Dari jarak 2 meter gua udah bisa nyium bau parfumnya yang menusuk sinus gua.
Dengan Tampang karismatik dan suara bersahaja gua langsung nanya dia tanpa basa-basi.
”Eh, lo nunggu hasil tes juga ?”. Tanya si pria karismatik.
Dia pun menjawab dengan penuh unsur huruf “h”. “iyahhh kenapahhh? Lo jugahhh?”.
”iyaahhhh jam berapahhh pengumumannyahhh ?” tiba-tiba gua ketularan.
”jam 9 deh kayanyah.” Dia masih jawab dengan logat “H” yang konsisten.
“makasih.” Gua menjawab dengan normal, sambil bergegas pergi sebelum gua lebih ketularan.
***
Setelah itu keanehan ini terus berlanjut, kali ini kejadiannya di bus, ketika perjalanan gua kembali ke inkubator ( Serang, Banten.
Sedikit penggambaran suasana, di bus ini baunya kaya kandang jangkrik. Di bis ini gua ngambil tempat duduk yang kursinya 3 dan ngambil paling pojok kanan deket jendela. Kebetulan waktu itu gua abis cukur rambut, jadinya suka kaget kalo liat kaca, karena gua kira ada Cristiano Ronaldo di depan gua.
Tiba-tiba gua ketemu cewe di bus ini, sebut saja namanya Bunga ( nama disamarkan ). Pertemuan dengan Bunga bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya gua udah pernah ketemu dia dan pernah kenalan, walaupun waktu itu gua sempet curiga kalu dia adalah sindikat perekrut agen-jualan-tahu- sumedang khas ala bus. Gua menghayal kalau gua bakal di hipnotis dan otak gua dicuci, terus dia bakal mensisipi semua pikiran gua dengan kata-kata “kamu adalah penjual tahu, yang akan selalu tunduk dengan Bunga si agen-jualan-tahu-sumedang.”
Dengan sedikit muka curiga gua berpikir… “bagaimana bisa gua bertemu dengan orang ini lagi !? Tuhan, selamatkan aku ! aku tidak mau jadi agen-jualan-tahu-sumedang !!!”. Seketika ratapan gua buyar ketika dia kembali duduk disebelah gua. Lalu dia menyapa gua, sedangkan gua hanya merapal jutsu anti hipnotis dengan tangan gua yang sibuk.
Si Bunga menyapa dengan santai “Hai, kok kita bisa ketemu lagi ya ? haha”.
gua menjawab dengan muka wasapada “iyaya kok bisa.”
Di pertemuan sebelumnya setelah berkenalan dia pernah nanya sama gua, ngapain pergi Serang, dan gua menjawab dengan penuh semangat laksana saat kita lagi pergi ke kamar mandi saat ingin poop. “Gua kuliah di UNTIRTA, jadi sekarang mau balik lagi ke Serang.”.Lalu tanpa gua bertanya dia bilang “ooh, gua di serang kerja … tepatnya daerah tambak, gua kerja di PT gitu. Gajinya lumayan loh….. bla… bla…bla…” dia curhat dipertemuan pertama sebelumnya, dan ini membuat gua semakin waspada dan semakin sibuk merapal jutsu biar ga kehipnotis
Di pertemuan kedua ini dia kembali bertanya setelah sebelumnya menyapa gua. “Eh iya, lo kan kuliah di UNTIRTA itu kan ?”
“iya bener, masih inget aja ya.” Jawab gua dengan nada do=a
”Ingetlah gua mah, mmm… lo jurusan apa di UNTIRTA ?” Tanya dia lagi.
”Jurusan Agroekoteknologi” jawab gua singkat.
”Oh teknologi ?” Bunga menyambung seolah mengerti.
”em, Agroekoteknlogi.” Gua menyambung lagi dengan sedikit curiga kalau dia ga mengerti.
”ohhh, jadi tentang jaringan-jaringan teknologi gitu kan ?” jawab Bunga sotoy.
“bukan…” gua iba dengan pemahaman tentang jurusan gua.
“oh yayaya gua tau ! tentang jaringan WIFI kan ?!” jawab Bunga dengan penuh gelora.
Kemudian gua hanya bisa menjawabnya dengan senyum mesem-mesem, sambil menoleh ke kanan meratap dan memandang langit dari kaca bus sambil berkata dalam hati ‘Ya Tuhan, berapa lama lagi aku harus bertahan di bus ini ? bebaskan aku’
No comments:
Post a Comment
Komentarlah sewajarnya, sebelum komentar itu dilarang.