Wednesday, 24 June 2015

Kunci untuk Bangsaku

Yoo wassuupp Ghost drrr... drrr..Ghost Readaaahh !
Kali ini gua mau menuangkan sedikit aspirin..eh, aspirasi maksud gua.
Aspirasi itu tentang korelasi pendidikan dan pembangungan bangsa.*ooooyeeeah*
Sebagai mahabarata (mahasiswa) tingkat madya (setingkat diatas maba) gua juga punya beberapa cemilan kata yang sedikit bisa mengernyitkan dahi untuk berpikir.
SO, READ THIS ! #Oks !

( Illustrasi seadanya :  J.A.P. )

Pendidikan adalah suatu hal yang paling penting dalam kehidupan setiap individu manusia dalam dunia ini, ditambah lagi pendidikan memiliki suatu fungsi sebagai jembatan menuju ke tempat yang lebih baik. Memang sebagai Warga Negara Indonesia saya tidak akan menutup mata dan mencoba menghibur diri sendiri dengan mengatakan bahwasanya negara kita ini adalah negara yang kaya dan memiliki banyak orang hebat. Karena sungguh suatu hal yang percuma ketika suatu negara itu kaya dan memiliki banyak orang hebat, namun masih ada pula orang yang sekarat dibawah tirani “orang hebat”.

Pendidikan memang sangatlah dibutuhkan oleh setiap orang untuk bisa merubah masa depan suatu Bangsa dan Negara, akan tetapi apalah gunanya jika orang yang mengaku berpendidikan tetapi tidak mau melakukan perubahan ? pendidikan tanpa perbuatan yang nyata adalah percuma. Jika kita berpikir dan terlalu banyak mengeluh akan semua kondisi negara ini, tetapi tanpa mempunyai keinginan untuk merubahnya apakah kita bukan salah satu dari penyebab “keluhan” negara ini ?. Banyak pertanyaan yang akan muncul dan akan banyak pula pertanyaan yang tidak terjawab.

Jika kita berpikir tentang rumusan masalah tentang “Apa penyebab masalah dari Bangsa kita ini ?” maka akan mudah menjawabnya yaitu, pendidikan. Tetapi jika kembali muncul pertanyaan tentang “Pendidikan apa yang dibutuhkan negara ini?” maka disaat itulah akan banyak beragam jawaban yang bermunculan. Pendidikan adalah kunci yang membuat suatu Bangsa yang berkarakter kuat, pendidikan itu sendiri punya banyak elemen yang dapat dipelajari, cobalah untuk memperluas pola pikir kita mengenai pendidikan, jangan hanya berpikir pendidikan didapatkan dari akademik saja.

Karena bagi saya sendiri, saya mempunyai analogi tentang peranan suatu pendidikan dalam suatu Bangsa. Menurut saya pendidikan adalah suatu pilar pembangun dalam setiap suatu bangunan, dan bangunan itu harus memiliki pondasi yang kuat agar pilar ini pun bisa berdiri tegak. Jika kita langsung memikirkan bagaimana membuat pilar yang kuat tanpa memiki pondasi yang kokoh, bagi saya itu percuma. Pondasi itu sendiri diibaratkan dengan kepercayaan masing-masing orang. Pondasi sudah kokoh, maka pilar akan menjadi kuat, setelah itu semua sudah didapatkan maka hanya tinggal butuh naungan yang mempertegas itu semua, dan naungan itu adalah atap atau saya menyebutnya dengan kesatuan.

Menarik memang untuk mengulas mengenai pendidikan, karena pendidikan seakan bisa menjadi kunci untuk bisa membuka beberapa pintu yang tertutup sehingga menemukan jalan baru, akan tetapi pendidikan juga bisa menjadi bom waktu yang dapat menghancurkan jika penggunaanya tidak bijaksana. Kunci itu sendiri juga hanya bisa digunakan ketika menemukan pintu yang tepat, sungguh luar biasanya pendidikan ini.

Ada beberapa orang yang hanya berpikir jika pendidikan itu akan didapatkan oleh orang-orang yang belajar di pendidikan formal, dan saya adalah salah satu orang yang paling menentang atas sudut pandang sempit ini. Kita bisa belajar dari segala hal dan dari setiap orang, pendidikan tidak hanya didapatkan dari bangunan “beratapkan genteng” saja, pendidikan juga bisa didapatkan dengan hanya “beratapkan langit”. Pengalaman adalah pendidikan termahal yang sangat sulit didapatkan. Mereka hanya akan datang ketika kita mau mencoba hal-hal baru untuk dilakukan.

Pendidikan bisa menjadi kunci kebangkitan suatu bangsa, jika mereka bisa menggunakan pendidikan itu dengan akal yang cerdik. Marilah kita sebagai mahasiswa yang digadang sebagai masa depan bangsa, lebih mengutamakan pendidikan dan membuat segala pelajaran yang telah kita dapatkan  mampu kita terapkan ke dunia dan menghasilkan bukti yang nyata, dan bersama-sama menggunakan pendidikan itu sebagai solusi permasalahan bangsa serta menjadi kunci kebangkitan bangsa.

Oks, Thats all !
Stay allieve and don't forget to breath and blink !

Friday, 12 June 2015

Balik Ke Kandang

Wassup all of freakin, pumpkin, chimbrin ghost reader !
Hidup itu mirip kaya pentas drama dan drama adanya di panggung, panggung dibuat sama petugas peralatan panggung, dan semua petugasnya itu makan nasi… yaudah.

Ooraaaaah ! mungkin kata itulah yang akan gua katakan ketika gua sedang menjalani hari yang berat, gua paling sering teriakin kata itu dikosan pake suara spartan, dan kadang itu ngebantu gua buat ngasih energi tambahan dan menimbulkan hasrat tinggi untuk minum air putih… karena akan membuat sedikit haus.

Beberapa bulan lalu gua abis baca buku yang menarik, dan disitu menjelaskan kenapa jembatan sudirman kontruksinya melingkar-melingkar. Ternyata ini adalah taktik arsitek untuk memperoleh dana besar dalam proyek pembuatan jembatan itu sendiri, dan juga untuk mengurai kemacetan serta menghindari kendaraan memotong jalan dengan berbelok ke arah berlawanan. (Dan ada beberapa alasan konspirasi pemerintah kepada perusahaan pemenang tender proyek, hmmm)

Oyeah..
Mungkin itu kata pertama yang akan gua ucapkan selama gua ada kesempatan buat pulang ke rumah selama ngekost. Maklum, sebagai anak rantau waktu untuk pulang ke rumah itu seperti kendi berisi emas yang ada di ujung pelangi, dan bagai oase di padang gurun. Walau tak jarang, waktu untuk pulang itu banyak yang berkhir dengan fantamorgana.

Entah apa jenis daya tarik ini, beberapa perjalanan pulang gua pernah diwarnai dengan kejadian aneh. Dari beberapa pengalaman itu, banyak yang berakhir dengan unsur menggelikan juga. Yang paling seremnya lagi, banyak peristiwa yang berakhir dengan bertemunya pandangan antara gua dengan…. Laki-laki asing.

Waktu itu di kereta commuter line, gua pernah diliatin sama om-om berwajah sipit sangar yang jidatnya kinclong seakan memantulkan cahaya lampu, mungkin itu alasan kenapa dia menggunakan kacamata berwarna hitam. Awalnya sih biasa aja diliatin, tapi lama-lama aneh juga ketika lo ngecek untuk ngelirik ke om-om itu setelah 10 menit, dan dia masih ngeliatin lo TERUS-MENERUS. Masalahnya dia ngeliatin gua dengan tatapan bengis penuh amarah, dan itu membuat gua sedikit was-was dan berpikir kalo dia adalah salah satu anggota Yakuza yang nyasar ke Indonesia yang bertujuan mengumpulkan anggota baru untuk dijadikan bidak korban dalam peperangan gangster di daerah Jepang. Walaupun ini sedikit dramatis, tapi gua tetep was-was. (mungkin ini efek setelah gua menonton film gangster Jepang).
Berkat pengalaman gua itu, gua jadi punya teori sendiri yang berbunyi “Saling bertemunya pandangan pada angkutan umum merupakan hal lazim, namun jika intensiras pandangan meningkat dan interval untuk waktu bertemunya pandangan semakin singkat, maka ada suatu maksud yang tersembunyi”.
***
Ya begitulah, dari beberapa jenis kendaraan umum yang biasa gua gunakan untuk balik ke kandang, Kereta adalah transportasi terfavorit gua. Karena bagi gua, kereta adalah transportasi umum yang "bercerita", dan yang paling gua seneng ketika naik kereta, gua sering ketemu makhluk fairytale (ini hanya berlaku untuk cewek). Nah, sama cewe fairytale gini sih gua rela buat seing bertemu pandangan, kalo bisa intervalnya singkat.

***

Balik ke kandang adalah hal paling menyenangkan setelah berjibaku dengan tugas-tugas kuliah. Setelah balik ke rumah seakan otak gua habis di klik kanan, refresh,  terus pencet F5. Setiap pulang gua selalu mengecek tudung saji makanan, dan melihat ada makanan bersinar-sinar dan meminta untuk di makan. Maklum, kalau waktu dikosan boro-boro ngecek tudung saji, meja makan aja ngga ada. Setelah itu, gua akan bergegas  untuk membuka kulkas dan menatap setiap makanan di dalamnya dengan mata penuh nanar. Rumah bagaikan tempat untuk perbaikan gizi dan puasa akan makanan yang mengandung banyak mecin.

Ketemu keluarga dirumah juga bagaikan suntikan penyemangat yang membuat gua lebih semangat walau kadang berdecit bagai pengerat dan berdengung seperti hewan ngengat (?). Makan-makan dan makan, itu yang akan gua lakukan ketika berada di rumah. Biasanya, gua sampai di rumah jumat malam, dan jumat malam akan diisi dengan makan-makanan berat. Nah, di malam sabtunya ( bagi gua, menyebut malam ming*u itu tabu selama gua ngga punya pas*ngan) gua akan kembali memanjakan lambung gua dengan makanan-makanan ringan kaya satu loyang martabak bangka, satu loyang martabak telor dan jus alpukat. Gua menjadwalkan setiap bulan minimal satu kali harus memberikan penghormatan terhadap lambung gua, dan bentuk penghormatan itu adalah martabak bangka.

Kebetulan gua nulis postingan disaat gua kelaperan, jadi lambung gua suka bergerutu dan meminta untuk dimanja. Dirumah gua pelahap maut martabaknya tinggal gua sendiri, yang satu lagi kakak gua lagi jauh di Medan. Jadi kadang buat bikin dia panas, gua kasih foto syur martabak yang ditaburin wijen lengkap dengan coklat melting yang diiringi luapan minyak blueband yang sungguh menggoda. Ah, jadi pengen makan martabak bangka.



Tempat martabak bangka favorite dirumah gua ini, sudah sekitar kurang lebih 7 tahun menyediakan makanan luar biasa ini. Dari yang cuman satu cabang, sekarang mereka udah buka banyak cabang. Keunikan tempat jualan martabak ini adalah, mereka menyediakan kupon dimana jika kupon itu sudah sepulah buah, maka bisa ditukarkan dengan satu buah martabak gratis. Dan gua adalah salah satu yang sering tukerin kupon. Tapi emang dasar taktik politik, tukang martabak ini setiap satu tahun sekali selalu memperbaharui tampilan kupon martabaknya, jadinya kupon martabak itu cuman bisa di tukarkan dalam kurun waktu satu tahun aja.

Waktu itu ketika kakak gua yang dari Medan balik ke Bekasi saat liburan semester, dan dia berniat menukarkan kupon martabak  bersama gua. Dan ketika ingin menukarkannya ternyata ada kebijakan baru, yang ngebuat kalau kupon hanya bisa ditukarkan dengan martabak varian rasa termurah. Padahal sebelumnya bisa sampai yang berisi 4 selai (spesial).  Ternyata ada politik juga dalam dunia pemartabakan.

***

Kalo gua ngomongin rumah, emang ngga ada habisnya. Dirumah kadang gua suka nyanyi dan ngajak dirumah biar pada nyanyi, walaupun itu hanya bisa terjadi di hari sabtu dan ngga setiap hari sabtu dalam satu bulan. Tapi, itu adalah saat paling menyenangkan bagi gua. Gua ngga tau kapan ini semua akan berakhir, saat dimana gua dan kakak-kakak gua udah punya keluarga dan urusan masing-masing. Pasti gua akan merindukan kembali saat-saat seperti itu, maka dari itulah bagi gua rumah adalah tempat dimana ada banyak orang yang menyayangi kita dan selalu menunggu kita untuk pulang, apapun yang telah terjadi.

Rumah adalah saksi bisu dimana kebahagiaan, pelajaran, dan kesedihan telah berlangsung. Rumah adalah tempat recharge energy terbaik. Dan rumah adalah tempat terbaik dan ternyaman untuk poop.

That’s all my ghost reader.
“Home is a perfect  place to lay down yourself after every trouble you have faced”
Stay alive and don’t forget to breath and blink.

Sunday, 7 June 2015

Setapak Jalan Eager Andres

Yoo... wassup ghost reader ! ! !
Belakangan ini gua sebagai telor ayam yang lagi banyak kegiatan *sombong dikit* makanya jadi jarang posting. Kalo boleh jujur sih karena ngga ada internet.
So...what ?! who cares !? 
Kali ini, gua mencoba membuat karya sastra imajiner, gua menamakannya sih gitu. Simaklah cerita sastra imajiner dari seonggok daging bernyawa ini.


Siapa yang bisa menyangka apa yang akan terjadi satu jam kedepan ? siapa yang bisa menebak apa yang akan terjadi di hari esok, bulan depan, atau beberapa tahun yang akan datang ? Kita yang hanya sebagai lakon drama di dunia ini hanya mencoba memainkan peran kita masing-masing. Bahkan ada yang coba memerankan peran orang lain demi eksistensi palsu di panggung drama ini. Banyak plot yang seolah susah ditebak dan bahkan menimbulkan jalan baru yang mungkin tak akan bisa diprediksi oleh orang visioner sekalipun.
             
 Aku menjadi salah satu butir pasir dalam jam pasir yang terlarut dalam jalannya waktu, ikut bergerak dan terkadang terlena dengan arus kemana pasir itu akan jatuh. Aku hanyalah salah satu lakon dari antara triliyunan manusia, yang selalu melangkah  dari setiap tapak batu yang tak berujung, dan terkadang menemukan tapak yang terjal atau bahkan tapak yang sangat rapuh. Tapi apa yang aku coba hanyalah terus melangkah tanpa melihat kebelakang, seolah aku takut di lahap oleh bayangan yang mengalahkan cahaya diujung jalan.
  
Mendengar bisikan gelombang suara yang seakan membentuk pesan rahasia untuk dipecahkan, namun bisikan suara itu tidak selalu terdengar jelas ketika aku mencoba menutup telinga. Walaupun terdengar sayu suara itu akan terus terdengar. Itulah yang selalu mencoba menuntunku menemukan tapak pijakan yang kuat yang mampu membuatku tidak takut untuk melompat menggunakan pijakan itu. Dalam perjalananku ini  diwarnai perjumpaan dengan beberapa ahli bintang yang membuatku belajar bagaimana cara membaca langit dan membantuku ke jalan setapak yang benar.

Tidak semua ahli bintang itu baik, tetapi aku yakin segala hal yang buruk selalu terselip pesan yang baik. Aku pun sering melangkah ke jalan yang berbatu yang menuju jurang, akan tetapi aku mungkin beruntung bisa bertemu dengan makhluk leprechaun yang selalu menyediakan pijakan untuk dijadikan jembatan. Mungkin dalam perjalananku aku masih akan banyak bertemu makhluk lain, tetapi drama ini bukanlah dongeng yang selalu berakhir bahagia. Tapi aku selalu berpikir jika ini belum menyentuh suatu wujud bahagia, maka ini bukanlah akhir. Itu semua tergantung bagaimana aku memainkan peranku dan menemukan jalan setapak yang benar… Aku Eager Andres akan terus belajar dalam membaca langit, alam dan menjadi pendengar bisikan itu.

Salamku, Eager Andres...