Wassup all of freakin,
pumpkin, chimbrin ghost reader !
Hidup itu mirip kaya pentas
drama dan drama adanya di panggung, panggung dibuat sama petugas peralatan
panggung, dan semua petugasnya itu makan nasi… yaudah.
Ooraaaaah ! mungkin
kata itulah yang akan gua katakan ketika gua sedang menjalani hari yang berat,
gua paling sering teriakin kata itu dikosan pake suara spartan, dan kadang itu
ngebantu gua buat ngasih energi tambahan dan menimbulkan hasrat tinggi untuk
minum air putih… karena akan membuat sedikit haus.
Beberapa bulan lalu
gua abis baca buku yang menarik, dan disitu menjelaskan kenapa jembatan
sudirman kontruksinya melingkar-melingkar. Ternyata ini adalah taktik arsitek
untuk memperoleh dana besar dalam proyek pembuatan jembatan itu sendiri, dan juga
untuk mengurai kemacetan serta menghindari kendaraan memotong jalan dengan
berbelok ke arah berlawanan. (Dan ada beberapa alasan konspirasi pemerintah
kepada perusahaan pemenang tender proyek, hmmm)
Oyeah..
Mungkin itu kata
pertama yang akan gua ucapkan selama gua ada kesempatan buat pulang ke rumah selama ngekost. Maklum, sebagai anak
rantau waktu untuk pulang ke rumah itu seperti kendi berisi emas yang ada di
ujung pelangi, dan bagai oase di padang gurun. Walau tak jarang, waktu untuk
pulang itu banyak yang berkhir dengan fantamorgana.
Entah apa jenis daya
tarik ini, beberapa perjalanan pulang gua pernah diwarnai dengan kejadian aneh.
Dari beberapa pengalaman itu, banyak yang berakhir dengan unsur menggelikan
juga. Yang paling seremnya lagi, banyak peristiwa yang berakhir dengan bertemunya pandangan antara gua dengan…. Laki-laki asing.
Waktu itu di kereta
commuter line, gua pernah diliatin sama om-om berwajah sipit sangar yang jidatnya kinclong seakan memantulkan cahaya lampu, mungkin itu alasan kenapa dia menggunakan kacamata berwarna hitam. Awalnya sih biasa aja diliatin, tapi lama-lama aneh
juga ketika lo ngecek untuk ngelirik ke om-om itu setelah 10 menit, dan dia
masih ngeliatin lo TERUS-MENERUS. Masalahnya dia ngeliatin gua dengan tatapan
bengis penuh amarah, dan itu membuat gua sedikit was-was dan berpikir kalo dia
adalah salah satu anggota Yakuza yang nyasar ke Indonesia yang bertujuan mengumpulkan
anggota baru untuk dijadikan bidak korban dalam peperangan gangster di daerah
Jepang. Walaupun ini sedikit dramatis, tapi gua tetep was-was. (mungkin ini
efek setelah gua menonton film gangster Jepang).
Berkat pengalaman gua
itu, gua jadi punya teori sendiri yang berbunyi “Saling bertemunya pandangan
pada angkutan umum merupakan hal lazim, namun jika intensiras pandangan
meningkat dan interval untuk waktu bertemunya pandangan semakin singkat, maka
ada suatu maksud yang tersembunyi”.
***
Ya begitulah, dari
beberapa jenis kendaraan umum yang biasa gua gunakan untuk balik ke kandang,
Kereta adalah transportasi terfavorit gua. Karena bagi gua, kereta adalah
transportasi umum yang "bercerita", dan yang paling gua seneng ketika naik
kereta, gua sering ketemu makhluk fairytale
(ini hanya berlaku untuk cewek). Nah, sama cewe fairytale gini sih gua rela buat seing bertemu pandangan, kalo
bisa intervalnya singkat.
***
Balik ke kandang
adalah hal paling menyenangkan setelah berjibaku dengan tugas-tugas kuliah. Setelah balik ke rumah seakan otak gua habis di klik kanan, refresh,
terus pencet F5. Setiap pulang gua selalu mengecek tudung saji makanan,
dan melihat ada makanan bersinar-sinar dan meminta untuk di makan. Maklum,
kalau waktu dikosan boro-boro ngecek tudung saji, meja makan aja ngga ada.
Setelah itu, gua akan bergegas untuk
membuka kulkas dan menatap setiap makanan di dalamnya dengan mata penuh nanar.
Rumah bagaikan tempat untuk perbaikan gizi dan puasa akan makanan yang
mengandung banyak mecin.
Ketemu keluarga
dirumah juga bagaikan suntikan penyemangat yang membuat gua lebih semangat
walau kadang berdecit bagai pengerat dan berdengung seperti hewan ngengat (?). Makan-makan
dan makan, itu yang akan gua lakukan ketika berada di rumah. Biasanya, gua sampai
di rumah jumat malam, dan jumat malam akan diisi dengan makan-makanan berat.
Nah, di malam sabtunya ( bagi gua, menyebut malam ming*u itu tabu selama gua
ngga punya pas*ngan) gua akan kembali memanjakan lambung gua dengan
makanan-makanan ringan kaya satu loyang martabak bangka, satu loyang martabak telor
dan jus alpukat. Gua menjadwalkan setiap bulan minimal satu kali harus
memberikan penghormatan terhadap lambung gua, dan bentuk penghormatan itu
adalah martabak bangka.
Kebetulan gua nulis
postingan disaat gua kelaperan, jadi lambung gua suka bergerutu dan meminta
untuk dimanja. Dirumah gua pelahap maut martabaknya tinggal gua sendiri, yang
satu lagi kakak gua lagi jauh di Medan. Jadi kadang buat bikin dia panas, gua
kasih foto syur martabak yang ditaburin wijen lengkap dengan coklat melting
yang diiringi luapan minyak blueband yang sungguh menggoda. Ah, jadi pengen
makan martabak bangka.
Tempat martabak bangka
favorite dirumah gua ini, sudah sekitar kurang lebih 7 tahun menyediakan
makanan luar biasa ini. Dari yang cuman satu cabang, sekarang mereka udah buka
banyak cabang. Keunikan tempat jualan martabak ini adalah, mereka menyediakan
kupon dimana jika kupon itu sudah sepulah buah, maka bisa ditukarkan dengan
satu buah martabak gratis. Dan gua adalah salah satu yang sering tukerin kupon.
Tapi emang dasar taktik politik, tukang martabak ini setiap satu tahun sekali selalu
memperbaharui tampilan kupon martabaknya, jadinya kupon martabak itu cuman bisa
di tukarkan dalam kurun waktu satu tahun aja.
Waktu itu ketika kakak
gua yang dari Medan balik ke Bekasi saat liburan semester, dan dia berniat menukarkan
kupon martabak bersama gua. Dan ketika
ingin menukarkannya ternyata ada kebijakan baru, yang ngebuat kalau kupon hanya
bisa ditukarkan dengan martabak varian rasa termurah. Padahal sebelumnya bisa
sampai yang berisi 4 selai (spesial). Ternyata ada
politik juga dalam dunia pemartabakan.
***
Kalo gua ngomongin
rumah, emang ngga ada habisnya. Dirumah kadang gua suka nyanyi dan ngajak
dirumah biar pada nyanyi, walaupun itu hanya bisa terjadi di hari sabtu dan
ngga setiap hari sabtu dalam satu bulan. Tapi, itu adalah saat paling
menyenangkan bagi gua. Gua ngga tau kapan ini semua akan berakhir, saat dimana
gua dan kakak-kakak gua udah punya keluarga dan urusan masing-masing. Pasti gua
akan merindukan kembali saat-saat seperti itu, maka dari itulah bagi gua rumah
adalah tempat dimana ada banyak orang yang menyayangi kita dan selalu menunggu
kita untuk pulang, apapun yang telah terjadi.
Rumah adalah saksi
bisu dimana kebahagiaan, pelajaran, dan kesedihan telah berlangsung. Rumah adalah
tempat recharge energy terbaik. Dan rumah adalah tempat terbaik dan ternyaman
untuk poop.
That’s all my ghost
reader.
“Home is a perfect place to lay down yourself after every trouble
you have faced”
Stay alive and don’t
forget to breath and blink.
No comments:
Post a Comment
Komentarlah sewajarnya, sebelum komentar itu dilarang.