Friday, 12 June 2015

Balik Ke Kandang

Wassup all of freakin, pumpkin, chimbrin ghost reader !
Hidup itu mirip kaya pentas drama dan drama adanya di panggung, panggung dibuat sama petugas peralatan panggung, dan semua petugasnya itu makan nasi… yaudah.

Ooraaaaah ! mungkin kata itulah yang akan gua katakan ketika gua sedang menjalani hari yang berat, gua paling sering teriakin kata itu dikosan pake suara spartan, dan kadang itu ngebantu gua buat ngasih energi tambahan dan menimbulkan hasrat tinggi untuk minum air putih… karena akan membuat sedikit haus.

Beberapa bulan lalu gua abis baca buku yang menarik, dan disitu menjelaskan kenapa jembatan sudirman kontruksinya melingkar-melingkar. Ternyata ini adalah taktik arsitek untuk memperoleh dana besar dalam proyek pembuatan jembatan itu sendiri, dan juga untuk mengurai kemacetan serta menghindari kendaraan memotong jalan dengan berbelok ke arah berlawanan. (Dan ada beberapa alasan konspirasi pemerintah kepada perusahaan pemenang tender proyek, hmmm)

Oyeah..
Mungkin itu kata pertama yang akan gua ucapkan selama gua ada kesempatan buat pulang ke rumah selama ngekost. Maklum, sebagai anak rantau waktu untuk pulang ke rumah itu seperti kendi berisi emas yang ada di ujung pelangi, dan bagai oase di padang gurun. Walau tak jarang, waktu untuk pulang itu banyak yang berkhir dengan fantamorgana.

Entah apa jenis daya tarik ini, beberapa perjalanan pulang gua pernah diwarnai dengan kejadian aneh. Dari beberapa pengalaman itu, banyak yang berakhir dengan unsur menggelikan juga. Yang paling seremnya lagi, banyak peristiwa yang berakhir dengan bertemunya pandangan antara gua dengan…. Laki-laki asing.

Waktu itu di kereta commuter line, gua pernah diliatin sama om-om berwajah sipit sangar yang jidatnya kinclong seakan memantulkan cahaya lampu, mungkin itu alasan kenapa dia menggunakan kacamata berwarna hitam. Awalnya sih biasa aja diliatin, tapi lama-lama aneh juga ketika lo ngecek untuk ngelirik ke om-om itu setelah 10 menit, dan dia masih ngeliatin lo TERUS-MENERUS. Masalahnya dia ngeliatin gua dengan tatapan bengis penuh amarah, dan itu membuat gua sedikit was-was dan berpikir kalo dia adalah salah satu anggota Yakuza yang nyasar ke Indonesia yang bertujuan mengumpulkan anggota baru untuk dijadikan bidak korban dalam peperangan gangster di daerah Jepang. Walaupun ini sedikit dramatis, tapi gua tetep was-was. (mungkin ini efek setelah gua menonton film gangster Jepang).
Berkat pengalaman gua itu, gua jadi punya teori sendiri yang berbunyi “Saling bertemunya pandangan pada angkutan umum merupakan hal lazim, namun jika intensiras pandangan meningkat dan interval untuk waktu bertemunya pandangan semakin singkat, maka ada suatu maksud yang tersembunyi”.
***
Ya begitulah, dari beberapa jenis kendaraan umum yang biasa gua gunakan untuk balik ke kandang, Kereta adalah transportasi terfavorit gua. Karena bagi gua, kereta adalah transportasi umum yang "bercerita", dan yang paling gua seneng ketika naik kereta, gua sering ketemu makhluk fairytale (ini hanya berlaku untuk cewek). Nah, sama cewe fairytale gini sih gua rela buat seing bertemu pandangan, kalo bisa intervalnya singkat.

***

Balik ke kandang adalah hal paling menyenangkan setelah berjibaku dengan tugas-tugas kuliah. Setelah balik ke rumah seakan otak gua habis di klik kanan, refresh,  terus pencet F5. Setiap pulang gua selalu mengecek tudung saji makanan, dan melihat ada makanan bersinar-sinar dan meminta untuk di makan. Maklum, kalau waktu dikosan boro-boro ngecek tudung saji, meja makan aja ngga ada. Setelah itu, gua akan bergegas  untuk membuka kulkas dan menatap setiap makanan di dalamnya dengan mata penuh nanar. Rumah bagaikan tempat untuk perbaikan gizi dan puasa akan makanan yang mengandung banyak mecin.

Ketemu keluarga dirumah juga bagaikan suntikan penyemangat yang membuat gua lebih semangat walau kadang berdecit bagai pengerat dan berdengung seperti hewan ngengat (?). Makan-makan dan makan, itu yang akan gua lakukan ketika berada di rumah. Biasanya, gua sampai di rumah jumat malam, dan jumat malam akan diisi dengan makan-makanan berat. Nah, di malam sabtunya ( bagi gua, menyebut malam ming*u itu tabu selama gua ngga punya pas*ngan) gua akan kembali memanjakan lambung gua dengan makanan-makanan ringan kaya satu loyang martabak bangka, satu loyang martabak telor dan jus alpukat. Gua menjadwalkan setiap bulan minimal satu kali harus memberikan penghormatan terhadap lambung gua, dan bentuk penghormatan itu adalah martabak bangka.

Kebetulan gua nulis postingan disaat gua kelaperan, jadi lambung gua suka bergerutu dan meminta untuk dimanja. Dirumah gua pelahap maut martabaknya tinggal gua sendiri, yang satu lagi kakak gua lagi jauh di Medan. Jadi kadang buat bikin dia panas, gua kasih foto syur martabak yang ditaburin wijen lengkap dengan coklat melting yang diiringi luapan minyak blueband yang sungguh menggoda. Ah, jadi pengen makan martabak bangka.



Tempat martabak bangka favorite dirumah gua ini, sudah sekitar kurang lebih 7 tahun menyediakan makanan luar biasa ini. Dari yang cuman satu cabang, sekarang mereka udah buka banyak cabang. Keunikan tempat jualan martabak ini adalah, mereka menyediakan kupon dimana jika kupon itu sudah sepulah buah, maka bisa ditukarkan dengan satu buah martabak gratis. Dan gua adalah salah satu yang sering tukerin kupon. Tapi emang dasar taktik politik, tukang martabak ini setiap satu tahun sekali selalu memperbaharui tampilan kupon martabaknya, jadinya kupon martabak itu cuman bisa di tukarkan dalam kurun waktu satu tahun aja.

Waktu itu ketika kakak gua yang dari Medan balik ke Bekasi saat liburan semester, dan dia berniat menukarkan kupon martabak  bersama gua. Dan ketika ingin menukarkannya ternyata ada kebijakan baru, yang ngebuat kalau kupon hanya bisa ditukarkan dengan martabak varian rasa termurah. Padahal sebelumnya bisa sampai yang berisi 4 selai (spesial).  Ternyata ada politik juga dalam dunia pemartabakan.

***

Kalo gua ngomongin rumah, emang ngga ada habisnya. Dirumah kadang gua suka nyanyi dan ngajak dirumah biar pada nyanyi, walaupun itu hanya bisa terjadi di hari sabtu dan ngga setiap hari sabtu dalam satu bulan. Tapi, itu adalah saat paling menyenangkan bagi gua. Gua ngga tau kapan ini semua akan berakhir, saat dimana gua dan kakak-kakak gua udah punya keluarga dan urusan masing-masing. Pasti gua akan merindukan kembali saat-saat seperti itu, maka dari itulah bagi gua rumah adalah tempat dimana ada banyak orang yang menyayangi kita dan selalu menunggu kita untuk pulang, apapun yang telah terjadi.

Rumah adalah saksi bisu dimana kebahagiaan, pelajaran, dan kesedihan telah berlangsung. Rumah adalah tempat recharge energy terbaik. Dan rumah adalah tempat terbaik dan ternyaman untuk poop.

That’s all my ghost reader.
“Home is a perfect  place to lay down yourself after every trouble you have faced”
Stay alive and don’t forget to breath and blink.

No comments:

Post a Comment

Komentarlah sewajarnya, sebelum komentar itu dilarang.