Saturday, 11 July 2015

Memori Kecil di Kandang ( Throw Back Time)

Wassup ghost reader !! How is your day ?
Sekedar informasi, hashtag yang bentuknya #TBT itu artinya Throw back time, bukan Teletubis Baru Tatian..Krik…shiatta ! Forget it !

Oks…Welcome to my Blog ! Blog gua ini hanya memposting apa yang sedang gua pikirkan saat ini, jadi kalau kalian mencari materi pelajaran kalian salah jalan. Tapi jalan-jalan ke tempat yang asing itu bukan berarti ngga enak, karena biasanya malah akan banyak memunculkan kejutan dan berakhir dengan tersesat bahagia (apalagi kalau tersesatnya bareng lawan jenis bukan hewan yang diincer).

Kembali seonggok daging author teloorayam ini menyapa ghost reader yang masih fana. Sekarang ini gua mau kembali menceritakan tentang kandang (baca : rumah) gua. Kandang dari seorang anak bergolongan darah AB saat bayi yang berubah menjadi B saat umur 13 tahun. Seorang anak yang sangat suka mentato dinding dirumah dengan gambar sarat makna yang susah dicerna. Seorang anak yang pernah merubuhkan bangunan rumah orang, dan lari terbirit-birit. Seorang anak yang pernah masuk daftar buronan polisi tetangga, karena ngebolongin dinding dapur rumahnya bersama dengan komplotan anak-anak komplek.

Kisah gua itu semua terangkum didalam rumah, kadang gua suka ketawa inget tingkah-tingkah bodoh gua waktu kecil. Salah satu tingkah bodoh gua adalah ketika gua yang masih berumur 4 tahun mencoba memanjat pagar besi yang kira-kira tingginya 170 cm. Pagar besi itu lengkap dengan kembang pagar yang runcing berwarna emas dibagian atasnya.

Ketika itu sore hari, kira-kira umur gua 4 tahun. Gua memanjat pager untuk masuk ke dalam rumah karena pagernya digembok. Tinggi pagernya kira-kira 1,7 meter. Ketika itu gua abis pulang dari rumah temen gua.  Gua memanjat pager karena saat gua memanggil dari luar rumah, ngga ada yang ngejawab. Kebetulan saat itu yang ada hanya kakak gua yang pertama yang ada di rumah. Gua berhasil untuk mencapai diatas pager, tapi ngga berhasil untuk turun dari pager. Ketika gua berniat untuk turun dengan melompat dari pager setelah berhasil memanjatnya, baju belakang gua tersangkut di pagar dan otomatis gua jadi tersangkut. Karena efek tersangkut saat melompat itu menimbulkan ayunan yang ngebuat gua bertumbukan dengan pager, maka timbulah suara gemerincing khas pagar besi.

Kakak pertama gua yang mungkin ketiduran saat gua panggilin dari luar pager, terbangun dan langsung berlari kearah sumber suara, dan terkejut mendapati adiknya yang kikuk sedang tergantung di pager rumah. Gua yag melihat ke arah kakak gua hanya bisa tersenyum miris sembari mengirimkan pesan telepati dari tatapan mata gua ke kakak gua yang berbunyi “Selamatkan aku ka..”.

Ayunan itu menimbulkan lubang yang besar dibaju gua, dan sesekali saat berayun terdengan suara robekan baju “sreeek”. Kakak gua pun bingung, cara menyelamatkan gua, dan dia memanggil tetangga di depan rumah gua untuk minta pertolongan. Lengkap sudah rasa malu gua, akhirnya tetangga depan rumah gua yang bernama Om Dodi datang ke TKP (Tempat kejadian perkara). Dia kaget melihat seorang anak bajunya tersangkut di kembang pager dengan muka sedih, dan dia bertanya ke gua “Loh Jordi, kok bisa sampe kaya gini ?”, gua hanya diam dan tidak menjawab. Om Dodi langsung jongkok di bawah gua dengan membelakangi gua dan berkata “angkat kakinya dua-duanya, taro di pundak om”. Gua pun menuruti dia, dan setelah gua meletakan kaki gua diantara kedua lehernya, dia mengangkat gua keatas, sehingga baju gua yangyang tersangkut itu bisa dilepaskan. Proses evakuasi gua yang tersangkut di pager pun berjalan lancar, dan tidak ada korban jiwa, yang ada hanya baju bolong bekas tersangkut di kembang pager.
***
Rumah juga menjadi saksi bisu dimana gua dan temen kecil gua bernama Bintang bermain bola “blitter” di ruang tamu karena kakak gua bilang “Dek, siang-siang jangan main di panas-panas”. Lalu, dengan intuisi sederhana anak-anak, gua memutuskan untuk main di dalam rumah, dan gua sama Bintang akhirnya main bola. Dan karena tingkah anak kecil ngga jauh dari perbuatan yang kikuk maka terjadilah… “woi, tang liat nih gua punya tendangan hebat, nama tendangannya tendangan angin bayangan tanpa bayangan !” teriak gua penuh gelora. Tanpa pikir panjang gua menendang bola dan… wusssh… bola yang gua tendang mengarah ke box “MCB”  listrik yang ada di dalam rumah.

Tendangan gua itu tepat mengenai tombol off box MBC, dan mengakibatkan listrik di rumah langsung mati. Seketika pun kakak gua langsung nyamperin gua dan bilang “kok malah main bola dalam rumah ?!” pekikkan kaka gua yang sungguh keras. Gua menjawab dengan cerdas “Kan katanya ngga boleh main panas-panasan pas siang”. Kakak gua diam sejenak dan berkata “Ya jangan main bola juga dek”. Setelah insiden itu gua berhenti main bola di dalam ruangan dan berkata pada teman gua “Tuh, lo liat kan ? tendangan gua bisa madamin listrik rumah dan mendatangkan bayangan yang gelap !”. Temen gua cuman ngangguk-ngangguk sambil ngelempar bola tadi ke halaman rumah.
Setelah insiden itu pun teman gua Bintang, langsung balik ke rumah, karena suara nyokapnya sudah terdengar memanggil namanya. Kebetulah rumah gua sama teman gua ini berhadapan jadi cukup mudah nyokapnya buat manggil dia pulang,… dan cukup sulit bagi gua buat keluar rumah saat berantem sama temen gua ini. Si Bintang biasanya dipanggil untuk tidur siang, dan saat kecil, gua adalah organisme yang paling sulit dan susah untuk disuruh tidur siang.

Pernah disuatu siang gua disuruh tidur jam 14:00 WIB. Umur gua baru 6-7 tahun saat itu. Setiap tidur siang gua selalu kasih syarat. Pernah disuatu siang nyokap gua nyuruh tidur siang, tapi gua bilang “Aku mau tidur siang kalau udah nyelesain puzzle Tsubasa ini.”. Nyokap gua pun nemenin gua buat menyelesaikan puzzle itu, tapi setelah satu puzzle selesai, gua minta ulang nyusun puzzle itu dengan waktu yang lebih cepat baru mau tidur siang. Dan kejadian itu pun terus berulang sampai gua merasa puas. Nah, ketika gua puas “Oke, aku mau tidur ma sekarang”. Dan ketika gua liat ke arah nyokap dia udah tertidur pulas. Gua pun ngga berani banguninnya, akhirnya nyokap gua yang tidur siang, dan gua beralih nonton TV.
***
Hari-hari gua disaat kecil sering dihabiskan bareng teman-teman kecil gua yang namanya Bintang, Alex, Andrew, Julio dan masih banyak lagi. Ya, walaupun saat ini kita semua udah pada pisah dan udah bener-bener jarang main atau bahkan ketemu sekalipun, gua tetep suka inget memori kecil yang gua alami bersama mereka semua. Bahkan gua udah bertahun-tahun ngga ketemu beberapa teman kecil gua itu, dan sekarang yang masih sering ketemu cuman Alex dan andrew doang. Kesibukan di usia dewasa membuat gua harus mengorbankan memori kecil gua bersama mereka.

Banyak kenakalan yang bakal jadi kenangan. Mungkin suatu saat nanti gua bakal rindu dengan suara deru kaki berlari kami, ketika dikejar bapa-bapa karena melempar petasan korek kerumah mereka. Atau mungkin, gua akan rindu dengan kenangan bagaimana gua yang suka bekerja sama dengan teman-teman gua, untuk menjadikan satu orang “tertentu” biar jaga terus dalam permainan petak umpet/bite 7. Emang bener kata adam levine dalam lagu lost stars “God, tell us the reason. Youth is wasted on the young…” mungkin relasi lagu ini dengan cerita gua, cuman gua yang tau.

So, that’s all, ghost reader.
Stay alive, and don’t forget to breath and blink.
Waktu ga bisa terulang, jadi… nikmatin aja “enjoy your time for get a joy, before the killjoy coming like a pinoy ! ” #EggRAP.

No comments:

Post a Comment

Komentarlah sewajarnya, sebelum komentar itu dilarang.