Friday, 29 July 2016

Suara Anak Kecil

“Be a loner, that gives you time to wonder, to search for the truth. Have holy curiousity, make your life worth living” –Albert Einstein
Yop, kurang lebih begitu kata Bapak berambut ikonik ini. Gua sendiri suka dengan quotes yang pernah Einstein ucapkan ini. Karena biasanya dalam kesendirian lo bisa jadi lebih kreatif, dan kritis.

Yop, gua suka berpikir tentang suatu objek dengan point “bagaimana?”. Kaya misalkan waktu kecil gua pernah mikir “bagaimana mobil bisa jalan, apa karena knalpot yang ngedorong mobil, mirip kaya pembuangan roket ?”, “apa yang ngebuat air itu bisa bikin basah ?”, dan banyak lagi. Gua waktu kecil sering punya banyak pertanyaan, tapi entah kenapa semakin bertambah umur, rasa penasaran gua jadi semakin berkurang.

Gua dulu sempet mikir waktu kecil kalo setiap orang di bumi ini tetap, tapi itu berubah ketika gua TK dan melihat fakta, bahwa ada hal dimana seseorang harus dikuburkan dan tidak lagi berbicara… istilah itu disebut meninggal. Gua waktu kecil masih ngga ngerti dengan konsep meninggal, tapi sekarang gua udah ngerti sepenuhnya tentang konsep itu. Terkadang gua mikir, rasa keingintahuan juga ngga selamanya bikin gua jadi lega ketika tahu jawabannya, tapi juga bisa kebalikannya.

Belakangan ini, gua lagi punya banyak waktu lowong, dan gua seakan nginget pola pikir masa kecil gua yang sederhana tapi tak terbatas. Gua habis baca artikel tentang cara berpikir, dan ternyata pemikiran orang dewasa itu lebih terprediksi daripada anak kecil. Yap, karena sistem pendidikan kita yang membuat hidup dalam prosedur, dan itu memotong pemikiran. Dan gua ngga mau berakhir jadi orang dewasa kebanyakan yang hidup dalam prosedur (semoga).

Jadi, gua mulai membaca lagi. Gua mulai membaca buku-buku lagi, karena para penulis itu biasanya adalah “anak kecil yang hanya berumur dewasa”. Beruntung gua punya kakak yang seakan menjawab keresahan gua dengan memberikan beberapa buku ke gua buat dibaca. Entah kenapa, itu ngebuat gua inget dengan beberapa pertanyaan gua waktu kecil, yang seolah-olah gua pernah lupa untuk menjawabnya. Sekarang, anak kecil yang pernah hidup 15 tahun lalu, seolah-olah meledek kemalasan gua dalam rasa penasaran.

Gua jadi inget mimpi gua waktu kecil, mimpi yang udah gua lupain dalam 3 tahun belakangan. Dan semoga anak kecil itu bisa terus ngingetin gua, kalo berpikir itu ngga harus rumit, sederhana juga cukup asalkan itu bisa ngebuat diri lo lebih kreatif tanpa memikirkan prosedur yang ada.

Jadilah seperti anak kecil yang bebas berpikir, bebas berimajinasi, dan punya kreatifitas tak terbatas. Lupakan semua prosedur bagaimana-untuk-menjadi-orang-dewasa yang bisa membuat orang lain senang. Tapi, jangan pernah lupa untuk segala kesenangan yang bisa lo lakukan, jangan lebih banyak merugikan orang lain, daripada memberikan keuntukan.

Mungkin ada beberapa orang yang seolah-olah mematikan kreatifitasnya semata-mata biar diterima di lingkungannya saat ini, atau mencoba memaksakan hal yang ngebuat diri sendiri lupa apa passion sebenarnya yang ingin dilakukan. Mencoba jadi dewasa semata-mata agar tidak dipandang rendah orang lain dengan melupakan apa keinginan sebenarnya. Gua mencoba membangunkan setiap orang yang punya perasaan kaya gini, setiap orang yang lupa keinginan terbesar dalam dirinya sendiri.

Stop killing your dream, your passsion, your imagination, and ending with nothing.

Sincerely, free child. Just like you.

Saturday, 23 July 2016

Indonesia Orang Beruntung

Yoo wassup ghost reader !!
How do you do ?
Now I am officially ghost blogger. Yop, gua jarang upload postingan lagi, dikarenakan gua punya minat baru menulis cerita fiksi, dan bagian itu nampaknya ngga bakal gua bisa posting, semoga aja lancar dan konsisten. Ye, mimpi kadang adalah awal dari harapan. Walaupun kadang ketika mimpi, enaknya itu tuh dilanjutin lagi (tidur lagi).

Indonesia adalah negeri yang kaya alamnya, eksotis, dan penuh dengan banyak seluk-beluk panorama alam yang terlalu tinggi untuk menjadi bagian dalam imajinasi kaum tercerdas. Jadi, jangan pernah bilang Indonesia miskin. Tapi, percuma kalo sekaya apapun sumber dayanya kalo masih miskin dalam pengolahannya. Paradoks.

Kekayaan Indonesia juga bukan sekedar alam, suku, budaya dan bahasa. Orang-orang Indonesia Itu lah juga suatu kekayaan yang dimiliki. Budaya untung adalah darah dari setiap orang Indonesia, yang mengalir dalam setiap arteri, vena, dan keseluruh organ, kita orang beruntung !

Beberapa waktu belakangan gua berpikir, kalo sebenarnya seru atau tidaknya hidup itu berbanding lurus dengan bagaimana perspektif  kita dalam menjalani kehidupan. Ibarat kata, memandang dari sisi lain. Kita sebagai orang Indonesia, seharusnya bangga, karena kita adalah salah satu penduduk di muka bumi ini yang sering melihat segala hal dari perspektif yang positif. Walaupun kadang itu nyawa darahnya udah 10% kaya dalam game.

Bisa disebut hanya orang Indonesia lah yang berlaku demikian. Entah siapa yang memulai tradisi ini, tradisi kata “untung”. Coba, apa kalian udah ada bayangan dari masksud gua ? Yep, kalo ngga ada bayangan berarti kalian ada ditempat yang gelap, eh (?). Jadi, gini…pernah ngga kalian melihat atau bahkan mengalami kecelakaan yang cukup parah ?, nah, disaat itulah kata-kata ini akan keluar dari orang yang bukan mengalaminya.

Kaya misalkan gua punya temen yang waktu itu lagi perjalanan ke sekolah naik motor, dan dia kepeleset dijalan raya dan motornya masuk dalam kondisi rusak yang cukup berat. Stang motornya bengkok 45 derajat, pedal motornya jingkrang sebelah kanan, dan spion motornya hancur berantakan. Temen gua luka dibagian siku sebelah kiri, dan memar-memar di daerah kaki kiri. Udah ngalamin begitu, ketika ada tetangga yang jenguk dia malah berkata “Duh, untung aja cuman tangan sama kakinya yang luka…”. Busyet, dari mana segi untungnya, itu motor udah kaya kertas origami abstrak ditambah badan ringsek, masih dibilang untung.

Gokil, gua berani bertaruh cuman di Indonesia kalian semua bisa ketemu orang-orang seperti ini. Selalu melihat sisi ‘keuntungan’ di segala kondisi terburuk sekalipun. Biasanya orang yang di suguhi kata “untung aja…” hanya akan ketawa atau cengengesan ramah. Dalam hati berujar, “iya, untung aja bukan
kalian yang ngalamin, eh bentar…kok gua juga ngomong untung ?!”.

***

Dari hal itulah cara paling mudah untuk bersyukur, dan memandang segala hal dari perspektif berbeda dalam konteks yang positif. Untung aja gua dilahirin di Indonesia, dimana gua selalu merasa beruntung ketika keuntungan itu terjadi dalam peristiwa yang menguntungkan. BOOYA !

Betapa beruntungnya kita orang Indonesia, karena mungkin aja jika kita adalah orang Inggris pastilah kita tidak berbicara untung, melainkan lucky.

Yop, that’s all for now my ghost reader !
Don’t forget to breath and blink, stay alive !

Untung aja….

Saturday, 2 July 2016

Apa Aku Harus . . .

Apa Aku harus jadi hashtag biar bisa jadi trending topic di hati kamu ?
. . .



Wasssup Ghost reader !?
How do you do, fellas ?
Yop, kalimat pembuka diatas muncul tidak seperti biasanya. Akhir-akhir ini kalimat meme “Apa Aku harus…” lagi sering dipake di meme-meme orang-orang menyedihkan seolah-olah kalo ngga pacaran mereka bakal mati. Kebetulan gua juga lagi kosong, jadi kalo ada yang berminat, tolong isi daftar dulu. #SUAG not #SWAG

Yop, ngomong-ngomong soal meme, pasti ngga identik dengan paparan radiasi nuklir yang ada di kota Chernobyl, Ukraina. Iya, emang ngga identik, yaudah. Jadi, yang mau gua bahas disini adalah tentang bagaimana cara untuk tidak terlalu menunjukan sisi menyedihkan dari seseorang yang ngga punya pasangan dan bagaimana cara mempersiapkan diri untuk pasangan. Walaupun memang menyedihkan dan hampir ngga pantas untuk ditatap matanya, karena biasanya di matanya hanya menunjukan tatapan kosong, mirip kaya hatinya.

Biar ngga menyedihkan cobalah untuk berhenti terlalu memaparkan kesepian yang lo derita dengan update kesendirian lo di social media. Tapi, bukan berarti malah update di social media dengan kata-kata seolah lo lagi jalan sama seseorang atau sejenisnya. Karena, semakin mengumbar, biasanya akan semakin menyedihkan. Dari situ akan menunjukan, kalo lo adalah orang yang jarang jalan-jalan, dan bener-bener excited sekalinya diajak jalan dengan lawan jenis. Tapi, jangan ngga update sama sekali juga, nanti dikira orang lo ngga pernah keluar dengan lawan jenis, atau yang paling parah, orang mengira lo udah mati dalam kesepian yang lo derita. Intinya mah lo serba salah, jadi ikhlasin aja.

***

Dari apa yang telah gua amati, gua mendapatkan beberapa fakta menarik orang yang jomblo atau biasa gua sebut Hati Independent. Iya, gua sebut begitu, karena bagi kaum H.I. (Hati Independent) mereka ngga butuh orang lain untuk mengisi hatinya, jadi mereka berusaha mandiri dengan hatinya sendiri. Faktanya orang H.I. suka memilih, dan punya banyak kriteria. Jadi, mereka seolah menetapkan kriteria tertentu untuk mendapatkan jawaban yang tepat terhadap isi hatinya. Seolah-olah kaya orang yang sesuai kriteria mereka mau sama mereka, sehingga nantinya mereka akan menurunkan kriterianya, dan hanya mempunyai satu kriteria yaitu, “yang penting mau”.

Jujur, gua adalah tipe orang yang jarang pacaran, dan terkadang gua mikir, kalo pacaran itu agak menyusahkan dalam beberapa hal. Kaya misalkan, setiap pagi lo harus chat, siang harus chat, malemnya chat lagi sampe tidur. Sehari ada 3 kali jadwal chat wajib, udah kaya jadwal minum obat. Setiap hari chatnya pun selalu dimulai dengan “Selamat pagi ….(sebutan kata menjijikan pada pasangan)”. Dan kalo untuk lo (pria), lupa ngucapin, atau ngga bales chat bagian ini, HARI LO AKAN HOROR. Belom lagi lo ngga chat 12 jam, dijamin lo langsung jadi orang bego seketika pas lo inget belom ngabarin mereka.

Gua pernah nanya sama temen cewe gua tentang permasalahan chat diatas, dan dari 5 orang jawabannya sama. Kata mereka “Cewe itu cuman mau dikabarin”. Dan gua ngga ngerti sama sekali untuk jawaban ini, dan gua merasa, pola pikir cewe itu mungkin sederhana bagi beberapa pria, tapi menurut gua semakin sederhana suatu jawaban maka semakin runyam rumus untuk memahami dan mencari jawabannya. Coba aja kerjain soal matematika atau fisika, jawabannya mungkin hanya 1 digit, tapi rumus untuk mencari jawabannya lebih susah dari apa yang lo kira.

Tapi biar serumit apapun makhluk berkromosom XY ini, tetep aja Pria bakal suka, itupun kalo lo pria tulen dan ngga ada unsur rainbow-rainbownya. Gua habis menonton video dari salah satu youtubers terbaik di Indonesia, edho zell yang berjudul Pasangan Hidup. Dari video itu dia memberikan pesan yang menurut gua cukup berkesan, kira-kira pesannya gini “jika kita belom melayakan diri untuk memiliki pasangan, maka kriteria yang lo buat cuman jadi khayalan. Karena seenggaknya kalo kita udah melayakan diri menjadi pasangan yang baik, kita bisa menjadi kriteria yang sesuai untuk pasangan kita.”.

Gua pun sedikit ngerti, dalam memahami suatu hal, jangan pernah dari satu sisi doang, cobalah minta pendapat dari sisi pandang orang lain. Dengan begitu, lo akan memperoleh solusi yang lebih bijak. Dan dalam mencari pasangan jangan pernah membuat kriteria khayalan tanpa melayakan diri sendiri, karena nantinya lo hanya akan berakhir dengan kesepian dan kesendirian. Tunggu sebentar, kok gua jadi kaya orang-orang yang kasih motivasi dari twit-twit picisan di twitter ya ? hmmm. #Jordidellaide #JordiRazing

Jadi, Apa harus…(layakan) ?

So that’s all for now my ghost reader.
Thank you for reading my posting !
Don’t forget to breath and blink, stay alive !